Senin, 12 Mei 2014

Lelah dengan semuanya


Muhammad Erwin Shah seorang pria yang sangat aku cintai. Aku mengenalnya sejak kelas 3 SD. Dan sejak itu pula aku menyukainya. Erwin pun menyukaiku tapi entah sejak kapan rasa suka itu muncul di dalam dirinya untukku. Erwin mengatakan suka padaku lewat orang lain sejak kelas 4 SD namun dia baru menyatakan kepadaku saat aku menduduki kelas 6 SD dan Erwin berada di kelas 2 SMP melalui secarik kertas, surat cinta pertamaku yang aku terima saat tahun baru 2008. Awalnya memang semua orang memandang sebelah mata hubungan kita karna usia kita yang belum pantas untuk menjalin suatu hubungan. Mereka selalu bilang rasa suka diantara kita hanya cinta monyet. Tapi kini mereka berubah pikiran. Kini mereka salut dengan hubungan ini yang masih berjalan sampai sekarang. Andai gak ada yang namanya putus nyambung, hubungan kita udah berjalan selama 6,5 tahun. Tapi tetap saja, gak ada suatu hubungan tanpa masalah. Dan masalah-masalah itu yang membuat hubungan ini beberapa kali kandas. Entah mengapa walaupun sudah sangat lama hubungan kita berakhir, akhirnya kita bisa bersatu lagi seperti sekarang. Dan saat ini hubungan kita sudah berjalan selama 55 bulan atau 4,5 tahun. Sudah banyak hal yang kita lalui bersama baik suka maupun duka. Banyak pula pengorbanan yang dikerahkan untuk mempertahankan hubungan kita. Bahkan sudah banyak pengkhinatan diantara kita karna kejenuhan diantara kita yang terlalu lama menjalani hubungan jarak jauh seperti ini. Semakin kita dewasa, semakin terlihat jelas banyak ketidakcocokan diantara kita.Namun semua itu tidak membuat rasa cintaku berkurang sedikitpun. Aku masih sangat setia dengan perasaan ini. Aku masih sangat bangga memilikinya. Dan aku masih sangat mengingat semua kenangan bersamanya sejak kita masih kecil sampai sebesar ini. Kenangan sekecil apapun itu sangat berarti buatku. Walau ku tau dia sudah tak mengingat semua itu. Dia mengajarkanku banyak hal. Mengajarkanku apa itu cinta, perbedaan antara sayang dan cinta, sakit hati, berkorban dan dikorbankan, menanti dan dinanti, kesabaran, pengkhianatan, dan menjaga hati ini selama bertahun-tahun. Aku tak tau, rasa ini bertahan dan tak pernah hilang karna memang cinta sejati atau hanya karna terbiasa sejak kecil. Awalnya memang aku yakin ini tentang cinta sejati. Tapi setelah aku melihat sikapnya yang semakin kesini semakin terlihat tidak menginginkanku, aku berharap ini hanya faktor terbiasa bukan cinta sejati. Aku sudah melakukan banyak hal untuk meyakinkan dia bahwa cinta ini tulus dan mengharapkan balasan yang sama tulusnya. Namun aku mulai lelah dengan semuanya. Aku lelah memperjuangkan hubungan ini sendiri. Aku lelah mempertahankan hati ini sendiri. Aku lelah menunggu dan merindukannya tanpa dia yang merindukanku. Aku lelah berusaha menjadi apa yang dia mau agar rasa cintanya padaku tetap bertahan. Aku lelah menahan luka dan sakit ini sendiri tanpa ia pahami itu. Alasannya klasik. Karna jarak yang memisahkan kita. Karna waktu yang membuat kita lama tak berjumpa. Dan hal itu yang membuat pertemuan kita bukan menjadi pertemuan berarti karna lama tak jumpa tapi menjadi pertemuan yang sangat canggung seperti baru saling mengenal. Hal yang dulu bisa kita lakukan dengan senang hati menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Bahkan tertawa lepas pun aku tak mampu. Aku masih sangat nyaman berada didekatnya. Tapi aku tak merasakan dirinya nyaman berada didekatku. Apa ini artinya dia sudah tak mencintaiku? Dia hanya bertahan karna terpaksa atau karna tak tega denganku dan dengan cinta yang aku miliki untuknya atau karna membalas semua pengorbananku untuknya. Aku tak tau aku punya salah apa yang membuatnya selalu menyakitiku. Apa dengan menyakitiku membuatnya bahagia? Kalau memang begitu, aku rela dia selalu menyakitiku yang penting dia bahagia. Aku ingin dia bahagia. Tapi aku tak mengharapkan apa-apa darinya selain cinta kasih yang sama darinya untukku seperti cinta kasih yang aku punya untuknya. Aku ingin hubungan ini berakhir menjadi seperti apa yang sudah diimpikan aku dan Erwin. Walaupun aku tau dia mungkin sudah melupakan semua impian itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar