Baru ku sadari ternyata cintamu belum kembali. Cintamu tlah
hilang sejak kau mengenal dan menjalin cinta dengannya. Kini kau kembali padaku
dengan hati yang berbeda. Awalnya aku tau kau akan menyakitiku lagi. Namun
karna kau perjuangkan aku hingga ku percaya kau kembali dengan tulus dan
berjanji tak akan menyakitiku lagi, aku kembali terjebak dengan dirimu. Dengan
cinta palsumu. Awalnya aku melihat cintamu tulus padaku. Kau beri aku cinta
kasih yang sama seperti dulu sebelum kita berpisah. Kita menjalani hubungan ini
dengan sempurna walaupun masih harus dijalani dengan jarak jauh seperti dulu.
Dengan keteguhan hati, kepercayaan, kesabaran, dan cinta yang begitu dalam.
Namun semuanya berubah. Semuanya berubah sejak kau disibukkan dengan kegiatan
perkuliahanmu. Kau jarang memberiku kabar. Kau jarang memberiku ucapan cinta
kasih yang dulu setiap hari kau ucapkan padaku. Perlahan kau berubah. Berubah
menjadi sosok yang begitu dingin dan tidak memperdulikanku. Saat ku mulai bosan
dengan sikapmu yang seolah tak menganggapku lagi, kau berubah menjadi sosok
yang baik hati dan sosok yang aku cintai. Kau memohon padaku memberimu
kesempatan untuk memperbaiki hubungan ini, untuk membagi waktu padaku lebih
banyak dari sebelumnya. Dan bodohnya setelah aku mempercayai semua bualanmu itu,
kau malah menjadi sosok yang sangat berbeda dengan yang aku kenal. Kau sama
sekali tak memberiku kabar. Setiap hari aku berusaha memberimu kabar dan
bertanya mengapa kau tak kunjung membalas pesanku tapi kau acuhkan begitu saja.
Sekalinya kau beri aku kabar kau hanya bilang bahwa kau jenuh dengan hubungan
ini yang gini-gini aja daridulu gak ada perkembangan. Saat kau kembali sudah tak
jenuh denganku lagi, kau tetap menjadi sosok yang tak menginginkanku. Kau
jarang memberiku kabar. Dan saat ku memutuskan untuk menemuimu agar ku tau apa
sebab dari berubahnya dirimu, aku menemukan bermacam fakta tentang dirimu yang
sekarang. Kini kau menjadi sosok yang jauh lebih dewasa dan sudah tak pantas
memiliki seorang pacar yang kekanak-kanakan sepertiku. Kau memiliki social
media baru yang kau tutupi dariku. Kau lebih senang saat bersama teman-temanmu
daripada menemaniku yang jauh-jauh menemuimu. Kau menghapus semua memori kita
berdua di hapemu. Kau menghapus fotoku dan foto kita berdua. Kau biarkan boneka
pemberianku berdebu tak terurus. Kau memilih bersama teman-temanmu disaat aku
sedang sakit. Kau tak menghibur dan menenangkanku disaat ku sedang menangis.
Ini bukan sosokmu yang aku cintai. Aku merindukanmu yang dulu. Yang masih
memperhatikanku. Dan mengapa saat ku buka social media barumu, kau mengikuti
mantanmu yang dulu mengganggu hubungan kita sedangkan kau sama sekali tak
memberitahuku jika kau punya akun baru. Aku sadar, dia jauh lebih dewasa
dariku. Usianya sepantaran denganmu. Saat berpacaran denganmu, dia selalu ada
buatmu dan selalu bisa bertemu kapanpun kamu mau. Sedangkan denganku? Aku jauh.
Dan aku bersifat kekanak-kanakan. Tapi mengapa kau memilih memperjuangkan aku
dan menolak kembali dengannya saat aku sudah tak menginginkanmu lagi? Yang
membuat kini ku mencintaimu lagi seperti dulu. Mencintai dengan sepenuh hati.
Betapa bodohnya aku. Dan walau ku tau tentang semua ini, aku tak berusaha untuk melupakan dan pergi darimu. Aku hanya meratapi nasib cinta kita saat ini. Dan tetap disini berharap sosok yang kucintai dulu bisa kembali disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar